Malam Nishfu Sya’ban, suatu malam yang penuh
kemulyaan. Bahkan ada pendapat lemah yang
mengatakan bahwa malam nishfu Sya’ban adalah
Laylatul Qadr, karena pada malam itu Allah turun
bersama para malaikat-Nya untuk mengampuni
dosa-dosa hamba-Nya, mengijabah doa-doa
hamba-Nya, dan malaikat-malaikat sibuk dengan
catatan-catatan yang harus dilaporkan, dihapus,
diubah, ditulis, ditetapkan, dan berbagai urusan
lainnya.
Malam Ijabah
Dalam Sunan al-Kubro lil Bayhaqi, Imam Syafi’i
rahimahullah berkata bahwa disampaikan
kepadanya perkataan Abu Darda`:
ﺇِﻥَّﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀَﻳُﺴْﺘَﺠَﺎﺏُﻓِﻲ
ﺧَﻤْﺲِﻟَﻴَﺎﻝٍ,ﻓِﻲﻟَﻴْﻠَﺔِ
ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ،ﻭَﻟَﻴْﻠَﺔِﺍﻟْﺄَﺿْﺤَﻰ،ﻭَﻟَﻴْﻠَﺔِ
ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ،ﻭَﺃَﻭَّﻝِﻟَﻴْﻠَﺔٍﻣِﻦْﺭَﺟَﺐٍ،
ﻭَﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ
Sesungguhnya doa itu mustajab pada lima
malam: pada malam Jum’at, malam Idul Adh-ha,
malam ‘Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab,
dan malam nishfu Sya’ban.
Dalam riwayat Abdur Razzaq Ash-Shon’ani, ibnu
Umar berkata:
ﺧَﻤْﺲُﻟَﻴَﺎﻝٍﻟَﺎﺗُﺮَﺩُّﻓِﻴﻬِﻦَّ
ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀَ:ﻟَﻴْﻠَﺔُﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ،ﻭَﺃَﻭَّﻝُ
ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺭَﺟَﺐٍ،ﻭَﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِ
ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ،ﻭَﻟَﻴْﻠَﺘَﻲِ ﺍﻟْﻌِﻴﺪَﻳْﻦِ
Lima malam yang tidak ditolak padanya doa:
malam Jum’at, malam pertama bulan Rojab,
malam Nishfu Sya’ban, dan malam dua hari
raya.
Malam Pengampunan
ﻳَﻄَّﻠِﻊُﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﺇِﻟَﻰ ﺧَﻠْﻘِﻪِ
ﻟَﻴْﻠَﺔَﺍﻟﻨِّﺼْﻒِﻣِﻦْﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ
ﻓَﻴَﻐْﻔِﺮُﻟِﻌِﺒَﺎﺩِﻩِﺇِﻻَّﻻِﺛْﻨَﻴْﻦِ:
ﻣُﺸَﺎﺣِﻦٍ،ﻭَﻗَﺎﺗِﻞِ ﻧَﻔْﺲٍ
Allah ‘Azza wa Jalla tampak kepada makhluq-Nya
pada malam Nishfu Sya’ban, maka Dia
mengampuni hamba-hamba-Nya, kecuali
terhadap dua macam hamba-Nya, yaitu yang
bermusuhan dan yang membunuh. (Musnad
Ahmad no.6642)
ﻳَﻄْﻠُﻊُﺍﻟﻠَّﻪُﺇِﻟَﻰﺧَﻠْﻘِﻪِﻓِﻲﻟَﻴْﻠَﺔِ
ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِﻣِﻦْﺷَﻌْﺒَﺎﻥَﻓَﻴَﻐْﻔِﺮُ
ﻟِﺠَﻤِﻴﻊِﺧَﻠْﻘِﻪِﺇِﻟَّﺎﻟِﻤُﺸْﺮِﻙٍﺃَﻭْ
ﻣُﺸَﺎﺣِﻦٍ
Allah tampak dengan terang kepada makhluq-Nya
dimalam Nishfu Sya’ban, lalu Dia mengampuni
semua makhluq-Nya kecuali terhadap musyrikin
atau pun orang yang bermusuhan. (Shahih ibnu
Hibban no.5665)
Taqdir
ﺇِﻧَّﺎﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻣُﺒَﺎﺭَﻛَﺔٍ ﺇِﻧَّﺎ
ﻛُﻨَّﺎﻣُﻨْﺬِﺭِﻳﻦَ.ﻓِﻴﻬَﺎﻳُﻔْﺮَﻕُ
ﻛُﻞُّ ﺃَﻣْﺮٍ ﺣَﻜِﻴﻢٍ
Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-
Qur`an) pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi
peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah. (QS. Ad-Dukhan:
3-4)
Dalam satu pendapat dikatakan bahwa yang
dimaksud dengan malam yang diberkahi tersebut
adalah malam Nishfu Sya’ban. Dalam tafsir Jalalain
dijelaskan:
}ﺇﻧَّﺎﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎﻩُﻓِﻲﻟَﻴْﻠَﺔﻣُﺒَﺎﺭَﻛَﺔ{
ﻫِﻲَﻟَﻴْﻠَﺔﺍﻟْﻘَﺪْﺭﺃَﻭْﻟَﻴْﻠَﺔ
ﺍﻟﻨِّﺼْﻒ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥ ﻧَﺰَﻝَ ﻓِﻴﻬَﺎ
ﻣِﻦْﺃُﻡّﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏﻣِﻦﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ
ﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻌَﺔﺇﻟَﻰﺳَﻤَﺎﺀﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ}ﺇﻧَّﺎ
ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻨْﺬِﺭِﻳﻦَ{ﻣُﺨَﻮِّﻓِﻴﻦَ ﺑﻪ
(Sesungguhnya Kami menurunkannya pada
suatu malam yang diberkati) yaitu Lailatul Qadar,
atau malam pertengahan bulan Sya’ban. Pada
malam tersebut diturunkanlah Alquran dari Umul
Kitab atau Lauhil Mahfuzh, yaitu dari langit yang
ketujuh, diturunkan ke langit dunia
(sesungguhnya Kamilah yang memberi
peringatan) yang memperingatkan manusia
dengan Alquran.
}ﻓِﻴﻬَﺎ{ﺃَﻱْﻓِﻲﻟَﻴْﻠَﺔﺍﻟْﻘَﺪْﺭﺃَﻭْ
ﻟَﻴْﻠَﺔﺍﻟﻨِّﺼْﻒﻣِﻦْﺷَﻌْﺒَﺎﻥ
}ﻳُﻔْﺮَﻕ{ﻳُﻔْﺼَﻞ}ﻛُﻞّﺃَﻣْﺮ
ﺣَﻜِﻴﻢ{ﻣُﺤَﻜَّﻢﻣِﻦْﺍﻟْﺄَﺭْﺯَﺍﻕ
ﻭَﺍﻟْﺂﺟَﺎﻝﻭَﻏَﻴْﺮﻫﻤَﺎﺍﻟَّﺘِﻲﺗَﻜُﻮﻥ
ﻓِﻲﺍﻟﺴَّﻨَﺔﺇﻟَﻰﻣِﺜْﻞﺗِﻠْﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻴْﻠَﺔ
(Pada malam itu) yakni pada malam Lailatul
Qadar, atau malam Nishfu Sya’ban (dijelaskan)
dirincikan (segala urusan yang penuh hikmah)
segala urusan yang telah ditentukan, yaitu berupa
rezeki dan ajal serta perkara-perkara lainnya,
mulai dari malam itu sampai dengan malam yang
sama di tahun berikutnya.
Dalam tafsir ibnu Katsir dijelaskan:
ﻭَﻗَﻮْﻟُﻪُ:}ﺣَﻜِﻴﻢٌ{ﺃَﻱْ:ﻣُﺤْﻜَﻢٌﻟَﺎ
ﻳُﺒَﺪَّﻝُ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻐَﻴَّﺮُ
Dan Firman-Nya: {hakiim} yakni: yang telah
ditetapkan, tidak diganti dan tidak diubah.
Di dalam doa yang biasa dibaca pada malam
Nishfu Sya’ban ada terdapat doa:
ﺍﻟَﻬِﻲْﺑِﺎﻟﺘَّﺠَﻠِّﻰﺍْﻻَﻋْﻈَﻢِﻓِﻲ
ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِ ﻣِﻦْ ﺷَﻬْﺮِ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ
ﺍﻟْﻤُﻜَﺮَّﻡِﺍﻟَّﺘِﻲْﻳُﻔْﺮَﻕُﻓِﻴْﻬَﺎﻛُﻞُّ
ﺍَﻣْﺮٍﺣَﻜِﻴْﻢٍﻭَﻳُﺒْﺮَﻡُﺍِﺻْﺮِﻑْ
ﻋَﻨِّﻲْﻣِﻦَﺍْﻟﺒَﻼَﺀِﻣَﺎﺍَﻋْﻠَﻢُﻭَﻣَﺎ
ﻻَ ﺍَﻋْﻠَﻢُ
Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di
malampertengahan bulan Sya’ban nan mulia,
saat dipisahkan (dijelaskan, dirincikan) segala
urusan yang ditetapkan, hapuskanlah dariku
bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak
kuketahui.
Dalam hadits dari Utsman bin Muhammad al-
Mughirah bin al-Akhnas bahwa Rasulullah
shollallohu ‘alayhi wa sallam bersabda:
ﺗُﻘْﻄَﻊُﺍﻟْﺂﺟَﺎﻝُﻣِﻦْﺷَﻌْﺒَﺎﻥَﺇِﻟَﻰ
ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴَﻨْﻜِﺢُ
ﻭَﻳُﻮﻟَﺪُﻟَﻪُﻭَﻗَﺪْﺧَﺮَﺝَﺍﺳْﻤُﻪُ
ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻮْﺗَﻰ
Ajal (batas umur) seseorang itu dapat dihapus
dari bulan Sya’ban ke bulan Sya’ban (selanjutnya),
sehinggaseseorang bisa menikah, melahirkan,
padahal namanya sudah tercantum dalam daftar
orang-orang mati. (Tafsir Thabari juz’ 21 halaman
10)
ﻻَﻳَﺮُﺩُّﺍﻟﻘَﻀَﺎﺀَﺇِﻻَّﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ،ﻭَﻻَ
ﻳَﺰِﻳﺪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻌُﻤْﺮِ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﺒِﺮُّ
Tidak ada yang dapat menolak ketentuan (al-
qadha`), kecuali do’a. Dan tidak ada yang dapat
menambah (memperpanjang) umur, kecuali
(perbuatan) baik.” (Sunan at-Tirmidzi 2139)
ﻋُﻤَﺮَﺑْﻦَﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِﻳَﻘُﻮﻝُ:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّﺇِﻥْﻛُﻨْﺖَﻛَﺘَﺒْﺘَﻨِﻲﺷَﻘِﻴًّﺎ
ﻓَﺎﻣْﺤُﻨِﻲ
Umar bin Khaththab berdoa: Ya Allah, jika Engkau
tetapkan aku sebagai orang-orang celaka, maka
hapuskanlah bagiku. (Syarh Ushul I’tiqad Ahlus
Sunnah IV:735)
ﻋُﻤَﺮَﺑْﻦَﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِﻳَﻘُﻮﻝُ:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّﺇِﻥْﻛُﻨْﺖَﻛَﺘَﺒْﺘَﻨِﻲﻓِﻲ
ﺍﻟﺴَّﻌَﺎﺩَﺓِﻓَﺄَﺛْﺒِﺘْﻨِﻲﻓِﻴﻬَﺎ،ﻭَﺇِﻥْ
ﻛُﻨْﺖَﻛَﺘَﺒْﺘَﻨِﻲﻋَﻠَﻰﺍﻟﺸِّﻘْﻮَﺓِ
ﻓَﺎﻣْﺤُﻨِﻲﻣِﻨْﻬَﺎﻭَﺍﺛْﺒِﺘْﻨِﻲﻓِﻲ
ﺍﻟﺴَّﻌَﺎﺩَﺓِ،ﻓَﺈِﻧَّﻚَﺗَﻤْﺤُﻮﻣَﺎ
ﺗَﺸَﺎﺀُﻭَﺗُﺜْﺒِﺖُ،ﻭَﻋِﻨْﺪَﻙَﺃُﻡُّ
ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ
Umar bin Khaththab berdoa: Ya Allah, jika Engkau
tetapkan aku dalam keberuntungan, maka
tetapkanlah aku di dalamnya. Dan jika Engkau
tetapkan aku atas kecelakaan, maka hapuskanlah
bagiku akannya dan tetapkan aku dalam
keberuntungan. Karena sesungguhnya Engkau
menghapus apa yang Engkau kehendaki dan
menetapkan (yang Engkau kehendaki), dan di sisi-
Mu Ummul Kitab. (Syarh Ushul I’tiqad Ahlus
Sunnah IV:735)
Malam Keberkahan
ﻭَﻗَﺎﻝَﻋِﻜﺮِﻣَﺔ:ﺍﻟﻠَﻴﻠَﺔﺍﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻛَﺔ
ﻫَﺎﻫُﻨَﺎﻟَﻴْﻠَﺔُﺍﻟﻨِّﺼْﻒِﻣِﻦْ
ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ
Berkata Ikrimah: Laylatul Mubarokah (malam yang
penuhberkah) itulah malam Nishfu Sya’ban.
(Tafsir Qurthubi juz’ 16 halaman 126)
Malam Pelepasan
Dalam kitab Zubdah Al-Wa`izhin terdapat hadits
yang diriwayatkan dari Abi Nashr bin Said, dari
Nabi SAW, beliau bersabda, “Tatkala datang
malam ketiga belas bulan Sya`ban, pernah datang
kepadakuMalaikat Jibril seraya berkata, `Wahai
Muhammad, bangunlah engkau, karena
sesungguhnya telah datang waktu bertahajjud,
supaya engkau dapat memohon kepada Allah
atas keselamatan umatmu” Maka Nabi pun
melakukan itu.
Lalu datang pula Malaikat Jibril ketika fajar subuh
bersinar, seraya berkata, “Wahai Muhammad,
sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberikan
kepadamu sepertiga dari umatmu”. (yakni agar
beliau dapat memberikan syafaat kepada mereka)
Makamenangislah Nabi SAW sambil
mengatakan, “Wahai Jibril, beritakanlah kepadaku
tentang umatku yang dua pertiga lagi.”
Jibril menjawab, “Aku tidak tahu.”
Lalu datang lagi Jibril pada malam yang kedua
(yaitu malam yang keempat belas Sya`ban)
seraya berkata, “Wahai Muhammad, bangunlah
engkau dan bertahajjudlah.”
Maka Nabi SAW pun melakukan itu.
Lalu datang lagi Malaikat Jibril pada waktu fajar,
seraya berkata, “‘Wahai Muhammad,
sesungguhnya Allah telah memberikan
kepadamu akan dua pertiga umatmu.”
Maka Nabipun menangis seraya berkata, “Wahai
Jibril, beritakanlah kepadaku tentang sisa umatku
yang lainnya.”
Jibril menyahut, “Aku tidak tahu.”
Kemudian datang lagi Jibril pada malam Bara’ah
(malam kelepasan, pembebasan dari belenggu
kesulitan dan dosa, yaitu malam kelima belas
Sya’ban), seraya berkata, “Kabar gembira
untukmu, wahai Muhammad. Sesungguhnya
Allah telah memberikan untukmu seluruh
umatmu yang tidak menyekutukan Allah dengan
sesuatu.”
Demikianlah diantara kemulyaan-kemulyaan
malam Nishfu Sya’ban. Dan masih banyak lagi
hadits-hadits dan kitab-kitab yang membahas
kemulyaan malam Nishfu Sya’ban. Semoga
tulisan ini bermanfaat untuk menenangkan hati
dari syubhat-syubhat yang ditebarkan sebagian
kelompok yang tak senang dengan hidupnya
sunnah-sunnah yang baik dalam agama ini.
artikelislami.wordpress.com/2011/07/11/nishfu-sya’ban/#more-3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar