Minggu, 31 Juli 2011

6 Tingkah Laku Baru Akibat Efek Facebook

Maraknya kehadiran situs jejaring sosial seperti
Facebook, twitter merupakan fenomena
perkembangan zaman. Namun siapa sangka jika
kehadiran situs ini bisa memicu perubahan
perilaku seseorang. Sebuah penelitian terbaru di
Amerika Serikat, jejaring Facebook, saat ini
merupakan situs yang paling banyak diakses telah
mengubah banyak aspek perilaku, khususnya
terkait dengan cara menjalin hubungan dengan
pasangan.
1. Berbohong dalam status
Sedikit para facebookers yang tidak memasang
status relationship mereka sejujurnya. Dengan
begitu, mereka lebih menyukai ‘opsi terbuka’ pada
kemungkinan selingkuh atau meneruskan flirting
dengan orang lain. Tercatat 27% pengguna tidak
memasang status hubungan sama sekali, dan
setengah dari mereka masih melajang.
2. Bencana posting wall
Sebanyak 29% mengatakan bahwa kiriman pesan
di dinding (wall) atau foto dapat menimbulkan
masalah dengan pasangan. Sebanyak 42%
mengatakan, mereka mendapat keluhan dari
pasangannya, dan 11% dari yang disurvei
menempatkan pasangan mereka pada profil
terbatas, sehingga tak dapat mengakses atau
melihat semua aktivitas yang dilakukannya di
Facebook
3. Sarana Flirting
Sebanyak 70% pengguna mengaku
memanfaatkan Facebook untuk merayu atau
menggoda teman. Sebanyak 24% si penggoda ini
mengunakan jejaring sosial untuk merayu orang
lain ketimbang pasangannya sendiri.
4. Jadi pecemburu
Sebanyak 59% mengaku sering cemburu karena
pasangannya berhubungan dengan orang lain di
Facebook. Hasil penelitian Amy Muise Ph.D dari
University of Guelph, mengindikasikan, Facebook
berkontribusi memicu kecemburuan, bahkan
pada orang yang sebenarnya tidak punya
kecenderungan atau sifat cemburuan.
5. Membobol akun pasangan
Sebanyak 23% responden mengaku pernah
membobol atau nge-hack akun pasangannya di
Facebook . Sebanyak 18% responden mengaku
tahu password pasangannya, sekitar 85%
mengaku diberitahu password-nya, 16%
menebak password-nya, dan 9% responden
sengaja nge-hack akun Facebook pasangan.
6. Mencari mantan kekasih
Sebanyak 85% pengguna mencari dan
menelusuri mantan kekasihnya melalui Facebook.
Sekitar 17% dari mereka selalu mengecek
halaman mantan kekasihnya, setidaknya sekali
dalam seminggu.
Source portalunique.blogspot.com/2011/07/6-tingkah-laku-baru-akibat-efek.html

Selasa, 26 Juli 2011

5 ciri cowok yang belum pernah pacaran

Ciri-ciri: Cowok yang belom pernah pacaran
Cara: mengenali Cowok yang tidak pernah
pacaranApakah intinya dari pacaran itu? Kenapa
orang berpacaran? Banyak sekali arti pacaran itu
dari berbagai sisi. Ada yang bilang, pacaran itu
adalah masa untuk mengenal pasangan kamu
apakah dia cocok untuk dijadikan pasangan
hidup. Ada juga yang bilang “Pacaran itu
pemborosan pulsa telpon.” emang ada
benernya juga sih! Memang biasanya butuh
beberapa tahun untuk mengenal seseorang
secara dalam dan baru bisa membuat keputusan
apakah ini orang bakalan jadi suami kamu ato
tidak. Nah, memang belom tentu sekali pacaran,
langsung cocok dan berhasil sampe jenjang
pernikahan. Makanya itu, orang ada yang tidak
pernah pacaran, dan ada juga yang berkali-kali
pacaran tapi juga tidak nikah-nikah. Nah, berikut
ini adalah ciri-ciri Cowok yang tidak pernah
pacaran:
1. Jarang sekali curhat tentang masalah
cinta
Ya karna dia tidak pernah pacaran, ya maklum
lah. Memang ga ada juga cerita pribadi yang dia
bisa curhat-in. Laen lagi kalo orangnya memang
bener2 tertutup dan ga mau curhat soal sesuatu
yang pribadi.
2. Tapi, dia mungkin jadi sering tanya soal
masalah cinta
Karna mungkin penasaran, dia malah jadi sering
tanya-tanya ke teman baeknya soal masalah cinta
apalagi soal “cara mengejar Cewek”.
3. Gugup ato jadi canggung di depan
seseorang yang dia suka
Biasanya, karna gugup, dia malah jadi bertindak
tidak seperti biasanya. Contohnya, misalnya
kamu kenal nih Cowok selalu pinter becanda di
depan semua Cowok dan Cewek. Tapi keliatannya
diamalah jadi tiba2 diem di depan Cewek yang
dia suka. Karna mungkin gugup, ato takut si
Cewek bakalan menilai dia terlalu cerewet kek, ga
lucu lah, ato apa lah … Normal lah buat seseorang
jadi gugup kalo berhadapan dengan seseorang
yang lagi disuka.
4. Kurang percaya diri
Biasanya kalo Cowok yang tidak pernah pacaran
pasti juga tidak mempunyai percaya diri yang
tinggi. Mungkin karna dulu pernah dan sering
ditolak oleh Cewek. Mungkin juga karna memang
dari awalnya, dia tidak pernah mempunyai
kepercayaan diri untuk mendekati si Cewek yang
dia suka.
5. Kurang gaul/sosialisasi
Coba kamu perhatiin teman2nya dia. Apa dia
orangnya suka pergi2 keluar dan bersosialisasi
dengan orang2 baru? Ato, dia itu orangnya suka
maen game melulu di rumahnya ato malah sibuk
ngebantuin kerjaan orang tuanya selama 12 jam
di kantor? Otomatis, orang yang tidak ada waktu
untuk sosialisasi, pasti juga lebih sedikit
kemungkinan dia untuk mengenal orang laen.
Apakah ada hal-hal laen yang kalian pernah lihat
dari Cowok yang ga pernah pacaran?
Source portalunique.blogspot.com/2011/07/5-ciri-cowok-yang-belum-pernah-pacaran.html

Jumat, 15 Juli 2011

nishfu sya'ban

Malam Nishfu Sya’ban, suatu malam yang penuh
kemulyaan. Bahkan ada pendapat lemah yang
mengatakan bahwa malam nishfu Sya’ban adalah
Laylatul Qadr, karena pada malam itu Allah turun
bersama para malaikat-Nya untuk mengampuni
dosa-dosa hamba-Nya, mengijabah doa-doa
hamba-Nya, dan malaikat-malaikat sibuk dengan
catatan-catatan yang harus dilaporkan, dihapus,
diubah, ditulis, ditetapkan, dan berbagai urusan
lainnya.
Malam Ijabah
Dalam Sunan al-Kubro lil Bayhaqi, Imam Syafi’i
rahimahullah berkata bahwa disampaikan
kepadanya perkataan Abu Darda`:
ﺇِﻥَّﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀَﻳُﺴْﺘَﺠَﺎﺏُﻓِﻲ
ﺧَﻤْﺲِﻟَﻴَﺎﻝٍ,ﻓِﻲﻟَﻴْﻠَﺔِ
ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ،ﻭَﻟَﻴْﻠَﺔِﺍﻟْﺄَﺿْﺤَﻰ،ﻭَﻟَﻴْﻠَﺔِ
ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ،ﻭَﺃَﻭَّﻝِﻟَﻴْﻠَﺔٍﻣِﻦْﺭَﺟَﺐٍ،
ﻭَﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ
Sesungguhnya doa itu mustajab pada lima
malam: pada malam Jum’at, malam Idul Adh-ha,
malam ‘Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab,
dan malam nishfu Sya’ban.
Dalam riwayat Abdur Razzaq Ash-Shon’ani, ibnu
Umar berkata:
ﺧَﻤْﺲُﻟَﻴَﺎﻝٍﻟَﺎﺗُﺮَﺩُّﻓِﻴﻬِﻦَّ
ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀَ:ﻟَﻴْﻠَﺔُﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ،ﻭَﺃَﻭَّﻝُ
ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺭَﺟَﺐٍ،ﻭَﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِ
ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ،ﻭَﻟَﻴْﻠَﺘَﻲِ ﺍﻟْﻌِﻴﺪَﻳْﻦِ
Lima malam yang tidak ditolak padanya doa:
malam Jum’at, malam pertama bulan Rojab,
malam Nishfu Sya’ban, dan malam dua hari
raya.
Malam Pengampunan
ﻳَﻄَّﻠِﻊُﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﺇِﻟَﻰ ﺧَﻠْﻘِﻪِ
ﻟَﻴْﻠَﺔَﺍﻟﻨِّﺼْﻒِﻣِﻦْﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ
ﻓَﻴَﻐْﻔِﺮُﻟِﻌِﺒَﺎﺩِﻩِﺇِﻻَّﻻِﺛْﻨَﻴْﻦِ:
ﻣُﺸَﺎﺣِﻦٍ،ﻭَﻗَﺎﺗِﻞِ ﻧَﻔْﺲٍ
Allah ‘Azza wa Jalla tampak kepada makhluq-Nya
pada malam Nishfu Sya’ban, maka Dia
mengampuni hamba-hamba-Nya, kecuali
terhadap dua macam hamba-Nya, yaitu yang
bermusuhan dan yang membunuh. (Musnad
Ahmad no.6642)
ﻳَﻄْﻠُﻊُﺍﻟﻠَّﻪُﺇِﻟَﻰﺧَﻠْﻘِﻪِﻓِﻲﻟَﻴْﻠَﺔِ
ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِﻣِﻦْﺷَﻌْﺒَﺎﻥَﻓَﻴَﻐْﻔِﺮُ
ﻟِﺠَﻤِﻴﻊِﺧَﻠْﻘِﻪِﺇِﻟَّﺎﻟِﻤُﺸْﺮِﻙٍﺃَﻭْ
ﻣُﺸَﺎﺣِﻦٍ
Allah tampak dengan terang kepada makhluq-Nya
dimalam Nishfu Sya’ban, lalu Dia mengampuni
semua makhluq-Nya kecuali terhadap musyrikin
atau pun orang yang bermusuhan. (Shahih ibnu
Hibban no.5665)
Taqdir
ﺇِﻧَّﺎﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻣُﺒَﺎﺭَﻛَﺔٍ ﺇِﻧَّﺎ
ﻛُﻨَّﺎﻣُﻨْﺬِﺭِﻳﻦَ.ﻓِﻴﻬَﺎﻳُﻔْﺮَﻕُ
ﻛُﻞُّ ﺃَﻣْﺮٍ ﺣَﻜِﻴﻢٍ
Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-
Qur`an) pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi
peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah. (QS. Ad-Dukhan:
3-4)
Dalam satu pendapat dikatakan bahwa yang
dimaksud dengan malam yang diberkahi tersebut
adalah malam Nishfu Sya’ban. Dalam tafsir Jalalain
dijelaskan:
}ﺇﻧَّﺎﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎﻩُﻓِﻲﻟَﻴْﻠَﺔﻣُﺒَﺎﺭَﻛَﺔ{
ﻫِﻲَﻟَﻴْﻠَﺔﺍﻟْﻘَﺪْﺭﺃَﻭْﻟَﻴْﻠَﺔ
ﺍﻟﻨِّﺼْﻒ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥ ﻧَﺰَﻝَ ﻓِﻴﻬَﺎ
ﻣِﻦْﺃُﻡّﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏﻣِﻦﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ
ﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻌَﺔﺇﻟَﻰﺳَﻤَﺎﺀﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ}ﺇﻧَّﺎ
ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻨْﺬِﺭِﻳﻦَ{ﻣُﺨَﻮِّﻓِﻴﻦَ ﺑﻪ
(Sesungguhnya Kami menurunkannya pada
suatu malam yang diberkati) yaitu Lailatul Qadar,
atau malam pertengahan bulan Sya’ban. Pada
malam tersebut diturunkanlah Alquran dari Umul
Kitab atau Lauhil Mahfuzh, yaitu dari langit yang
ketujuh, diturunkan ke langit dunia
(sesungguhnya Kamilah yang memberi
peringatan) yang memperingatkan manusia
dengan Alquran.
}ﻓِﻴﻬَﺎ{ﺃَﻱْﻓِﻲﻟَﻴْﻠَﺔﺍﻟْﻘَﺪْﺭﺃَﻭْ
ﻟَﻴْﻠَﺔﺍﻟﻨِّﺼْﻒﻣِﻦْﺷَﻌْﺒَﺎﻥ
}ﻳُﻔْﺮَﻕ{ﻳُﻔْﺼَﻞ}ﻛُﻞّﺃَﻣْﺮ
ﺣَﻜِﻴﻢ{ﻣُﺤَﻜَّﻢﻣِﻦْﺍﻟْﺄَﺭْﺯَﺍﻕ
ﻭَﺍﻟْﺂﺟَﺎﻝﻭَﻏَﻴْﺮﻫﻤَﺎﺍﻟَّﺘِﻲﺗَﻜُﻮﻥ
ﻓِﻲﺍﻟﺴَّﻨَﺔﺇﻟَﻰﻣِﺜْﻞﺗِﻠْﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻴْﻠَﺔ
(Pada malam itu) yakni pada malam Lailatul
Qadar, atau malam Nishfu Sya’ban (dijelaskan)
dirincikan (segala urusan yang penuh hikmah)
segala urusan yang telah ditentukan, yaitu berupa
rezeki dan ajal serta perkara-perkara lainnya,
mulai dari malam itu sampai dengan malam yang
sama di tahun berikutnya.
Dalam tafsir ibnu Katsir dijelaskan:
ﻭَﻗَﻮْﻟُﻪُ:}ﺣَﻜِﻴﻢٌ{ﺃَﻱْ:ﻣُﺤْﻜَﻢٌﻟَﺎ
ﻳُﺒَﺪَّﻝُ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻐَﻴَّﺮُ
Dan Firman-Nya: {hakiim} yakni: yang telah
ditetapkan, tidak diganti dan tidak diubah.
Di dalam doa yang biasa dibaca pada malam
Nishfu Sya’ban ada terdapat doa:
ﺍﻟَﻬِﻲْﺑِﺎﻟﺘَّﺠَﻠِّﻰﺍْﻻَﻋْﻈَﻢِﻓِﻲ
ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِ ﻣِﻦْ ﺷَﻬْﺮِ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ
ﺍﻟْﻤُﻜَﺮَّﻡِﺍﻟَّﺘِﻲْﻳُﻔْﺮَﻕُﻓِﻴْﻬَﺎﻛُﻞُّ
ﺍَﻣْﺮٍﺣَﻜِﻴْﻢٍﻭَﻳُﺒْﺮَﻡُﺍِﺻْﺮِﻑْ
ﻋَﻨِّﻲْﻣِﻦَﺍْﻟﺒَﻼَﺀِﻣَﺎﺍَﻋْﻠَﻢُﻭَﻣَﺎ
ﻻَ ﺍَﻋْﻠَﻢُ
Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di
malampertengahan bulan Sya’ban nan mulia,
saat dipisahkan (dijelaskan, dirincikan) segala
urusan yang ditetapkan, hapuskanlah dariku
bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak
kuketahui.
Dalam hadits dari Utsman bin Muhammad al-
Mughirah bin al-Akhnas bahwa Rasulullah
shollallohu ‘alayhi wa sallam bersabda:
ﺗُﻘْﻄَﻊُﺍﻟْﺂﺟَﺎﻝُﻣِﻦْﺷَﻌْﺒَﺎﻥَﺇِﻟَﻰ
ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴَﻨْﻜِﺢُ
ﻭَﻳُﻮﻟَﺪُﻟَﻪُﻭَﻗَﺪْﺧَﺮَﺝَﺍﺳْﻤُﻪُ
ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻮْﺗَﻰ
Ajal (batas umur) seseorang itu dapat dihapus
dari bulan Sya’ban ke bulan Sya’ban (selanjutnya),
sehinggaseseorang bisa menikah, melahirkan,
padahal namanya sudah tercantum dalam daftar
orang-orang mati. (Tafsir Thabari juz’ 21 halaman
10)
ﻻَﻳَﺮُﺩُّﺍﻟﻘَﻀَﺎﺀَﺇِﻻَّﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ،ﻭَﻻَ
ﻳَﺰِﻳﺪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻌُﻤْﺮِ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﺒِﺮُّ
Tidak ada yang dapat menolak ketentuan (al-
qadha`), kecuali do’a. Dan tidak ada yang dapat
menambah (memperpanjang) umur, kecuali
(perbuatan) baik.” (Sunan at-Tirmidzi 2139)
ﻋُﻤَﺮَﺑْﻦَﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِﻳَﻘُﻮﻝُ:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّﺇِﻥْﻛُﻨْﺖَﻛَﺘَﺒْﺘَﻨِﻲﺷَﻘِﻴًّﺎ
ﻓَﺎﻣْﺤُﻨِﻲ
Umar bin Khaththab berdoa: Ya Allah, jika Engkau
tetapkan aku sebagai orang-orang celaka, maka
hapuskanlah bagiku. (Syarh Ushul I’tiqad Ahlus
Sunnah IV:735)
ﻋُﻤَﺮَﺑْﻦَﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِﻳَﻘُﻮﻝُ:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّﺇِﻥْﻛُﻨْﺖَﻛَﺘَﺒْﺘَﻨِﻲﻓِﻲ
ﺍﻟﺴَّﻌَﺎﺩَﺓِﻓَﺄَﺛْﺒِﺘْﻨِﻲﻓِﻴﻬَﺎ،ﻭَﺇِﻥْ
ﻛُﻨْﺖَﻛَﺘَﺒْﺘَﻨِﻲﻋَﻠَﻰﺍﻟﺸِّﻘْﻮَﺓِ
ﻓَﺎﻣْﺤُﻨِﻲﻣِﻨْﻬَﺎﻭَﺍﺛْﺒِﺘْﻨِﻲﻓِﻲ
ﺍﻟﺴَّﻌَﺎﺩَﺓِ،ﻓَﺈِﻧَّﻚَﺗَﻤْﺤُﻮﻣَﺎ
ﺗَﺸَﺎﺀُﻭَﺗُﺜْﺒِﺖُ،ﻭَﻋِﻨْﺪَﻙَﺃُﻡُّ
ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ
Umar bin Khaththab berdoa: Ya Allah, jika Engkau
tetapkan aku dalam keberuntungan, maka
tetapkanlah aku di dalamnya. Dan jika Engkau
tetapkan aku atas kecelakaan, maka hapuskanlah
bagiku akannya dan tetapkan aku dalam
keberuntungan. Karena sesungguhnya Engkau
menghapus apa yang Engkau kehendaki dan
menetapkan (yang Engkau kehendaki), dan di sisi-
Mu Ummul Kitab. (Syarh Ushul I’tiqad Ahlus
Sunnah IV:735)
Malam Keberkahan
ﻭَﻗَﺎﻝَﻋِﻜﺮِﻣَﺔ:ﺍﻟﻠَﻴﻠَﺔﺍﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻛَﺔ
ﻫَﺎﻫُﻨَﺎﻟَﻴْﻠَﺔُﺍﻟﻨِّﺼْﻒِﻣِﻦْ
ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ
Berkata Ikrimah: Laylatul Mubarokah (malam yang
penuhberkah) itulah malam Nishfu Sya’ban.
(Tafsir Qurthubi juz’ 16 halaman 126)
Malam Pelepasan
Dalam kitab Zubdah Al-Wa`izhin terdapat hadits
yang diriwayatkan dari Abi Nashr bin Said, dari
Nabi SAW, beliau bersabda, “Tatkala datang
malam ketiga belas bulan Sya`ban, pernah datang
kepadakuMalaikat Jibril seraya berkata, `Wahai
Muhammad, bangunlah engkau, karena
sesungguhnya telah datang waktu bertahajjud,
supaya engkau dapat memohon kepada Allah
atas keselamatan umatmu” Maka Nabi pun
melakukan itu.
Lalu datang pula Malaikat Jibril ketika fajar subuh
bersinar, seraya berkata, “Wahai Muhammad,
sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberikan
kepadamu sepertiga dari umatmu”. (yakni agar
beliau dapat memberikan syafaat kepada mereka)
Makamenangislah Nabi SAW sambil
mengatakan, “Wahai Jibril, beritakanlah kepadaku
tentang umatku yang dua pertiga lagi.”
Jibril menjawab, “Aku tidak tahu.”
Lalu datang lagi Jibril pada malam yang kedua
(yaitu malam yang keempat belas Sya`ban)
seraya berkata, “Wahai Muhammad, bangunlah
engkau dan bertahajjudlah.”
Maka Nabi SAW pun melakukan itu.
Lalu datang lagi Malaikat Jibril pada waktu fajar,
seraya berkata, “‘Wahai Muhammad,
sesungguhnya Allah telah memberikan
kepadamu akan dua pertiga umatmu.”
Maka Nabipun menangis seraya berkata, “Wahai
Jibril, beritakanlah kepadaku tentang sisa umatku
yang lainnya.”
Jibril menyahut, “Aku tidak tahu.”
Kemudian datang lagi Jibril pada malam Bara’ah
(malam kelepasan, pembebasan dari belenggu
kesulitan dan dosa, yaitu malam kelima belas
Sya’ban), seraya berkata, “Kabar gembira
untukmu, wahai Muhammad. Sesungguhnya
Allah telah memberikan untukmu seluruh
umatmu yang tidak menyekutukan Allah dengan
sesuatu.”
Demikianlah diantara kemulyaan-kemulyaan
malam Nishfu Sya’ban. Dan masih banyak lagi
hadits-hadits dan kitab-kitab yang membahas
kemulyaan malam Nishfu Sya’ban. Semoga
tulisan ini bermanfaat untuk menenangkan hati
dari syubhat-syubhat yang ditebarkan sebagian
kelompok yang tak senang dengan hidupnya
sunnah-sunnah yang baik dalam agama ini.
artikelislami.wordpress.com/2011/07/11/nishfu-sya’ban/#more-3

Selasa, 12 Juli 2011

naek harley

Mang Dodo keur nyupiran mobilna……tuluy ujug
ujug aya motor Harley nyiap …..gorowok teh anu
numpak eta Harley nanya ; ” Kang….Kang….geus
pernah tumpak Harley acan….???? Mang Dodo asa
ka hina…..jero hatena : Karek ge boga Harley mani
sombong kitu………….. Tibatan ngajawab, mang
Dodo kalah nga gas mobilna………….eh, si Harley
teh sarua nga gas………malah beuki tarik
ngagorowok: Kang……….geus pernah numpak
Harley, acan…………….???
“Sikehed’……..jero hate mang Dodo, ” ieu jelema
beuki kurang ajar mapanas uing……” Akhirna
kusabab teu di jawab….eta Harley teh nga gas we
miheulaan mobil Mang Dodo…..teu sabaraha lila
pas deukeut parapatan….Mang Dodo ningali
jelema keur ting rariung……singhoreng aya motor
Harley nabrak tiang listrik……ari ditilik tilik teh bet
anu tadi ngagorowok tea keur ngagoler bari
nahan nyeri. Mang Dodo turun tina
mobil……….keuheul keneh kana kalakuan eta
jelema….barang ningali aya Mang Dodo, nya anu
cilaka teh ngomong; “Kang…..tadi abdi
gogorowokan teh …..bisi akang geus pernah
tumpak Harley………rek nanya keun ari Harley
lebah mana rem na………….”
Sumber : http://forum.detik.com/

Lotek jepang

Abah jalan-jalan jeung urut kabogoh ka Ginza
Jepang.Geus jam 2 beurang can dahar wae, atuh
puguh lapar pisan.
Mah lapar henteu?, ceuk Abah
euIeuh puguh atuh, ieu beuteung mani
kukurubukan kieu
Wah lamun aya restoran Padang mah ngeunah
meureun
Enya nya, biasana gancang, teu perelu mesen
heula
Tuh aya restoran nu palayana make robot!
Enya nya, make robot mah sigana gancang
disuguhkeunana
Kacaritakeun, sup weh ka restoran robot eta.
Gek diuk pahareup-hareup jeung urut kabogoh
Abah.
Enya wae palayana teh robot.
Robot datang ngadeukeutan, pek ngomong :
What is your nationality?, robot nanya.
Indonesia ceuk Abah.
Selamat datang, ceuk robot make bahasa
Indonesia.
Apa bahasa suku Anda?, robot nanya deui.
Sunda, ceuk Abah.
Wilujeng sumping. Bade pesen naon? ceuk robot
make basa Sunda.
Aya lotek?, ceuk urut kabogoh nanya ka robot.
Aya
Pesen dua porsi
Porsi ageung atanapi alit?
Porsi ageung
Sabaraha cengekna?
Nu hiji dua, nu hiji sapuluh
Nganggo kangkung?
Enya
Nganggo waluh?
Enya
Nganggo jengkol?
Enya
Bade jengkol ti China atanapi asli Jepang?
Nu mana wae lah, Abah mimiti rada ambek.
Kacangna bade direndos atanapi di blender?
Kumaha sia !
Kacangna setengah mateng atanapi mateng?
Goreng sing garing!
Nganggo goreng bawang henteu?
Make kehed! Abah sesengor tarik pisan.
Dibungkus daun cau atanapi dipiringan?
Dipiringan !
Lisahna margarine atanapi lisah kalapa?
Jalantah kuya ! bari ambek da geus aya sapuluh
menitna.
Robot cicing, lampuna buburinyaian, sigana mah
keur proses.
Kira-kira tilu menitan kakara robot teh ngomong
deui :
Hatur nuhun. Pesenan katampi. Mung teu tiasa
dicumponan
Naha? Geus lila-lila tanya-jawab teu bisa
dilaksanakeun?
Kumargi teu acan aya jalantahna…
Bisa gelo aing ! Yu Mah indit, teu jadi dahar didieu
ah !
kuring gura-giru indit bari kukulutus
Sumber : http://forum.detik.com/

Senin, 11 Juli 2011

TATARUCINGAN

Tukang Baso
Oneng : Gung, kunaon tukang baso nakolan
mangkoq ?
Agung : Sabab mun nakolan tihang listrik mah
lain tukang baso ngarana.
Oneng : Salah !!!!
Agung : Naon atuh ?
Oneng : Sia mah belegug, nya ku sendok atawa
garpuh atuh.
Agung : HUAHAHAHAHAHAHAHAHAH
Nyamuk
Ucin : "Bro, Nyamuk naon anu gendut, beuki
dahar, jeung sare
wae??"
Ubro : "Ah maneh mah aya aya wae."
Ucin : "Eeeeeeh seriiuuuus!"
Ubro : "Nyamuk Aides Egepti nya?"
Ucin : " Lain atuh!".
Ubro : "Takluk ah!".
Ucin :"Nya Muksin atuh....
hahahahahahaaa...!" ( Sabari Lumpat )
Ubro :"Anjir eta teh ngaran bapak urang, awas
siah!". ( Sabari Ngudag)

Jumat, 08 Juli 2011

PANGLIMA ROMAWI YANG BERTAUBAT

Dalam kegemparan terjadinya peperangan
Yarmuk, salah seorang panglima Romawi yang
bermana George memanggil Khalid bin Walid.
Kedua orang panglima itu saling mendekat
sampai kedua kepala kuda mereka saling
bertemu. Kepada Khalid, George bertanya: "Wahai
Khalid, aku meminta kamu berbicara dengan
jujur dan jangan berdusta sedikitpun, kerana
Tuhan Yang Maha Mulia tidak pernah berdusta,
dan jangan pula kamu menipuku, karana
sesungguhnya orang yang beriman itu tidak akan
berdusta di sisi Allah."
"Tanyalah apa yang ingin engkau tanyakan," kata
Khalid.
"Apakah Allah menurunkan kepada Nabi-Nya
Muhammad SAW sebuah pedang dari langit
kemudian diberikannya kepadamu sehingga jika
kamu pakai pedang itu untuk berperang, pasti
kamu akan menang?"
"Tidak!" Jawab Khalid.
"Apakah sebabnya kamu digelar dengan Saifullah
(Pedang Allah)?" Tanya George.
Khalid menjawab: "Ketika Allah SWT mengutus
Nabi Muhammad SAW, seluruh kaumnya sangat
memusuhinya termasuk juga aku, aku adalah
orang yang paling membencinya. Setelah Allah
SWT memberikan hidayah-Nya kepadaku, maka
aku pun masuk Islam. Ketika aku masuk Islam
Rasulullah SAW menerimaku dan memberi
gelaran kepadaku "Saifullah" (pedang Allah)."
"Jadi tujuan kamu berperang ini untuk apa?"
Tanya George. "Kami ingin mengajak kamu
supaya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Allah dan Muhammad itu adalah
utusan Allah dan kami juga ingin mengajak kamu
untuk mempercayai bahwa segala apa yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW itu
adalah benar." Jawab Khalid.
George bertanya: "Apakah hukumannya bila
orang itu tidak mahu menerimanya?" Jawab
Khalid: "Hukumannya adalah harus membayar
jizyah, maka kami tidak akan memeranginya."
"Bagaimana kalau mereka tidak mahu
membayar?" Tanya George.
"Kami akan mengumumkan perang kepadanya,"
kata Khalid bin Walid.
George bertanya: "Bagaimanakah kedudukannya
jika orang masuk Islam pada hari ini?"
Khalid menjawab: "Di hadapan Allah SWT, kita
akan sama semuanya, baik dia orang yang kuat,
orang yang lemah, yang dahulu maupun yang
kemudian masuk Islam."
"Apakah orang dahulu masuk Islam
kedudukannya akan sama dengan orang yang
baru masuk?" Tanya George.
Khalid menjawab: "Orang yang datang kemudian
akan lebih tinggi kedudukannya dari orang yang
terdahulu, sebab kami yang terlebih dahulu
masuk Islam, menerima Islam itu ketika
Rasulullah SAW masih hidup dan kami dapat
menyaksikan turunnya wahyu kepada baginda.
Sedangkan orang yang masuk Islam kemudian
tidak menyaksikan apa yang telah kami saksikan.
Oleh kerana itu siapa saja yang masuk Islam
yang datang terakhir maka dia akan lebih mulia
kedudukannya, sebab dia masuk Islam tanpa
menyaksikan bukti-bukti yang lebih
meyakinkannya terlebih dahulu."
George bertanya: "Apakah yang kamu katakan itu
benar?" "Demi Allah, sesungguhnya apa yang aku
katakan itu adalah benar,"jawab Khalid.
George berkata: "Kalau begitu aku akan percaya
kepada apa yang kamu katakan itu, mulai saat ini
aku bertaubat untuk tidak lagi memusuhi Islam
dan aku menyatakan diri masuk ke dalam agama
Islam, wahai Khalid tolonglah ajarkan aku tentang
Islam."
Lalu Khalid bin Walid membawa George ke dalam
khemahnya, kemudian menuangkan air ke dalam
timba untuk menyuruh George bersuci dan
mengerjakan solat dua rakaat.
Ketika Khalid bersama dengan George masuk ke
dalam khemah, maka tentara Romawi
mengadakan serangan besar-besaran terhadap
pertahanan umat Islam. Setelah selesai
mengerjakan solat, maka Khalid bin Walid
bersama dengan George dan kaum Muslimin
lainnya meneruskan peperangan sampai matahari
terbenam dan di saat itu kaum Muslimin
mengerjakan solat Zohor dan Asar dengan
isyarat saja.
Dalam pertempuran itu, George yang telah
bergabung dengan barisan kaum Muslimin itu
terbunuh, dan dia hanya baru mengerjakan solat
dua rakaat bersama dengan Khalid bin Walid.
Walaupun demikian, ia telah menyatakan
keIslamannya dan berjanji untuk tidak akan
kembali lagi kepada agama lamanya. Semoga
Allah menempatkan George ke dalam golongan
orang-orang yang mati syahid. Amin.

Kamis, 07 Juli 2011

KISAH QORUN

Qarun adalah kaum Nabi Musa, berkebangsaan
Israel, dan bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy,
bangsa Mesir). Allah mengutus Musa kepadanya
seperti diutusnya Musa kepada Fir'aun dan
Haman. Allah telah mengaruniai Qarun harta
yang sangat banyak dan perbendaharaan yang
melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari
simpanan. Perbendaharaan harta dan lemari-
lemari ini sangat berat untuk diangkat karena
beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat
oleh beberapa orang lelaki kuat dan kekar pun,
mereka masih kewalahan.
Qarun mempergunakan harta ini dalam
kesesatan, kezaliman dan permusuhan serta
membuatnya sombong. Hal ini merupakan
musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah
di kalangan Bani Israil.Dalam memandang Qarun
dan harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas
dua kelompok. Kelompok pertama adalah
kelompok orang yang beriman kepada Allah dan
lebih mengutmakan apa yang ada di sisi-Nya.
Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta
Qarun dan tidak berangan-angan ingin
memilikinya. Bahkan mereka memprotes
kesombongan, kesesatan dan kerusakannya serta
berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan
Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-
hamba Allah yang lain.Adapun kelompok kedua
adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta
Qarun karena mereka telah kehilangan tolok ukur
nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan
untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka
menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan
bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya.
Maka mereka berangan-angan ingin bernasib
seperti itu.
Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya
darta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta
dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang
mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk
bersyukur kepada Allah atas sedala nikmat harta
kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan
hartanya dalam hal yang bermanfaat,kabaikan
dan hal yang halal karena semua itu adalah harta
Allah, ia justru menolak seraya mengatakan
"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena
ilmu yang ada padaku"
Suatu hari, keluarlah ia kepada kaumnya dengan
kemegahan dan rasa bangga, sombong dan
congkaknya. Maka hancurlah hati orang fakir dan
silaulah penglihatan mereka seraya berkata,
"Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa
diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-
benar mempunyai keberuntungan yang
besar."Akan tetapi orang-orang mukmin yang
dianugerahi ilmu menasihati orang-orang yang
tertipu seraya berkata, "Kecelakaan yang besarlah
bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-
orang yang beriman dan beramal saleh…."
Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah
menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah
murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya
siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan
rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan
mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia
beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan
oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun
yang dapat menolong dan menahannya dari
bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan
perbendaharannya.
Tatkala Bani Israil melihat bencana yang menimpa
Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan
orang-orang yang beriman dan sabar. Adapaun
mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-
angan seperti Qarun, akhirnya mengetahui
hakikat yang sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu
mereka memuji Allah karena tidak mengalami
nasib seperti Qarun. Mereka berkata, "Aduhai,
benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja
yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan
menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah
membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak
beruntung orang-orang yang mengingkari
(nikmat Allah)."
PENYEBUTAN QARUN DALAM QURAN
Nama Qarun diulang sebanyak empat kali dalam
Al-Quran, dua kali dalam surah al-Qashash, satu
kali dalam surah al-`Ankabut, dan satu kali dalam
surah al-Mu'min.Penyebutan dalam surah al-
`Ankabut pada pembahasan singkat tentang
pendustaan oleh tiga orang oknum thagut, yaitu
Qarun,Fir'aun, dan Haman, lalu Allah
menghancurkan mereka.
"Dan (juga) Qarun, Fir'aun dan Haman. Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa
dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-
keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka
berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah
mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran
itu).
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa
disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada
yang Kami timpakan kepadanya hujan batu,
kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa
suara keras yang mengguntur, dan diantara
mereka ada yang Kami benamkan ke dalam
bumi, dan diantara mereka ada yang Kami
tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak
menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri." (al-`Ankabut:
39-40)
Penyebutan dalam surah al-Mu'min (Ghafir) pada
kisah pengutusan Musa a.s. kepada tiga orang
thagut yang mendustakannya."Dan
sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan
membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang
nyata, kepada Fir'aun, Haman, dan Qarun, maka
mereka berkata, `(Ia) adalah seorang ahli sihir
yang pendusta.'" (al-Mu'min:23-24)

Senin, 04 Juli 2011

Si kabayan moro uncal

Isuk kénéh Si Kabayan
jeung mitohana geus
harudang, lantaran poé éta
rayahat rék moro uncal.
Urang kampung geus
saraged, maké calana sontog,
samping dibeubeurkeun kana
cangkéng, bedog panjang
nyolégréng. Sawaréh
marawa tumbak. Anjing ragég geus hayangeun
geura ngudag boroan ka leuweung.
Nénjo batur saraged téh Si Kabayan mah
teu ieuh kapangaruhan. Manéhna mah ngaléléké,
maké sarung dikongkoyangkeun. Batur-batur
marawa bedog, manéhna mah kalah mawa péso
raut.
“Keur naon mawa péso raut, Kabayan?”
tatanggana nanya.
“Keur nyisit uncal,” jawabna.
Nu rék moro laju indit. Tepi ka leuweung,
der ngasruk. Anjing ragég ti kulon, ti kalér, ti
wétan. Jalma-jalma pating corowok. Nu megat
ayana di beulah kidul, lebah bubulak.
Ari Si Kabayan misahkeun manéh.
Manéhna mah nangtung handapeun tangkal
jambu batu bari tatanggahan, néangan jambu
asak.
Keur tatanggahan, gorowok nu ngagero,
“Pegaat…!”
Si Kabayan ngalieuk. Ari torojol téh ti jero
rungkun, uncal jaluna. Tandukna ranggah.
Si Kabayan can nyahoeun uncal. Cék
pangirana uncal téh sagedé anak embé. Nu
matak barang nénjo sato nu siga kuda bari
tandukan téh, ngan térékél wé manéhna naék
kana tangkal jambu. Teu bisa luhur naékna téh da
kagokku sarung. Manéhna nangkod kana dahan
panghandapna, sarungna ngoyondon.
Kabeneran uncal téh lumpat ka
handapeunana pisan. Si Kabayan peureum,
sieuneun kaparud ku tanduk uncal nu sakitu
ranggahna.
Si kabayan teu kira-kira reuwaseunana
barang karasa aya nu ngabedol ti handap. Ari
diténjo horéng tanduk uncal téh meulit kana
sarungna. Uncal ngarengkog, tuluy babadug
hayang ngalésotkeun tandukna. Kadéngé
ambekanan hos-hosan. Si Kabayan beuki pageuh
muntangna, uncal beuki rosa ngamukna, tapi
tandukna kalah beuki pageuh kabeulit ku sarung.
Si Kabayan beuki geumpeur, sepa taya getihan.
“Tuluuuuung….tuluuunngg…., ieu aing
ditubruk uncal…!” Si Kabayan gegeroan ménta
tulung.
Teu lila burudul nu moro
nyalampeurkeun. Nénjo uncal abrug-abrugahn
téh, teu antaparah deui belewer wé ditumbak.
Uncal ngajéngjéhé. Jekok-jekok pada ngadékan
tepi ka rubuhna. Uncal ngajoprak. Si Kabayan gé
ngalungsar gigireunana bari rénghap ranjug.
Nu ngariung uncal hélokeun.
“Kumaha ditéwakna ucal sakieu badagna,
Kabayan?”
Si Kabayan nangtung lalaunan bari
cungar-cengir., “Ah gampang. Uncal
mengpengan ka handapeun tangkal jambu, ku
kuring dipegat. Barang geus deukeut, dirungkup
wéh tandukna ku sarung . Tuh geuning sarungna
ogétepi ka rangsak saroéh. Geus karungkup
mah teu hésé, kari marieuskeun wé tandukna.”
Saréréa gogodeg. Ari Si Kabayan
padamuji téh nyéréngéh wé bari ngusapan
tuurna nu barared.
Uncal pada ngarecah. Si Kabayan
ngajingjing pingping uncal bari heheotan.
(Tina Gapura Basa Jilid 2, Karya Drs.
Hidayat Suryalaga, spk.)

Kabayan ngala tutut

Cék Ninina, “Kabayan
ulah héés beurang teuing,
euweuh pisan gawé sia mah,
ngala-ngala tutut atuh da ari
nyatu mah kudu jeung lauk.”
Cék Si Kabayan, “Ka
mana ngalana?”
Cék ninina, “Ka ditu ka
sawah ranca, nu loba mah sok di sawah nu
meunang ngagaru geura.
Léos Si Kabayan leumpang ka sawah nu
meunang ngagaru. Di dinya katémbong tututna
loba, lantaran caina hérang, jadi katémbong
kabéh. Tututna pating golétak. Tapi barang
diteges-teges ku Si Kabayan katémbong
kalangkang langit dina cai. Manéhna ngarasa
lewang neuleu sawah sakitu jerona. Padahal mah
teu aya sajeungkal-jeungkal acan, siga jero sotéh
kalangkang langit. Cék Si Kabayan dina jero
pikirna, “Ambu-ambu, ieu sawah jero kabina-bina
caina.Kumaha dialana éta tutut téh? Lamun nepi
ka teu beunang, aing éra teuing ku Nini. Tapi éta
tutut téh sok dialaan ku jalma. Ah, dék
dileugeutan baé ku aing.”
Geus kitu mah Si Kabayan léos ngala
leugeut. Barang geus meunang, dibeulitkeun kana
nyéré, dijejeran ku awi panjang, sabab pikirna
dék ti kajauhan baé ngala tutuna moal deukeut-
deukeut sieun tikecebur. Si Kabayan ngadekul,
ngaleugeutan tutut méh sapoé jeput, tapi teu aya
beubeunanganana, ngan ukur hiji dua baé. Kitu
ogé lain beunang ku leugeut, beunang sotéh
lantaran ku kabeneran baé. Tutut keur calangap,
talapokna katapelan ku leugeut tuluy nyakop jadi
beunang. Lamun teu kitu mah luput moal
beubeunangan pisan, sabab ari di jero cai mah
éta leugeut téh teu daékeun napel, komo deui
tutut mah da aya leuleueuran. Di imah ku ninina
didagoan, geus ngala salam, séréh jeung konéng
keur ngasakan tutut. Lantaran ambleng baé, tuluy
disusul ku ninina ka sawah. Kasampak Si Kabayan
keur ngaleugeutan tutut.
Cék ninina, “Na Kabayan, ngala tutut
dileugeutan?”
Cék Si Kabayan, “Kumaha da sieun
tikecebur, deuleu tuh sakitu jerona nepi ka
katémbong langit.”
Ninina keuheuleun. Si Kabayan
disuntrungkeun brus ancrub ka sawah.
Cék Si Kabayan, “Heheh él da déét.”
Tina Lima Abad Sastra Sunda

Minggu, 03 Juli 2011

bobodoran sunda bag.5

RACUN
Sabada pasea rongkah, salakina indit ti imah,
maksud rek jalan-jalan ngabrangbrangkeun piker.
Sajam kira-kira manehna kaluar ti imah teh.
Barang geus balik deui ka imah, manehna
darehdeh naker nanya ka pamjikanana.
“Eulis, bade masak naon kangge neda engke
sonten?”
“Racun!” tembal pamajikana baketut.
“Oh, upami kitu mah nyayagikeun kanggo
saurangeun wae, Akang neda di luar!”
ASURANSI PANGTEREHNA
Di Australia waktu aya konperensi asuransi
internasional, aya salah saurang peserta anu
ragrag ti hotel tingkat 15 nepi ka maotna.
Ceuk peserta ti Amerika, “Lamun aya jelema
ragrag ti tingkat 15 nepi ka maotna, di Amerika
mah santunan asuransina bisa cair dina jero
saminggu.”
Peserta ti Jepang embung eleh. “Komo di Jepang
mah leuwih cepet. Mun aya jalma ragrag ti tingkat
15 nepi ka maotna, santunan asuransi na bisa cair
dina jero dua poe. Kumaha ari di Indonesia?”
pokna bari ngareret ka perserta ti Indonesia.
“Di Indonesia mah leuwih cepet deui. Lamun aya
jalma ragrag ti tingkat 15 nepi ka maotna, di
tingkat 10 keneh santunan asuransina geus
dibikeun,” tembalna kalem.
DI RUMAH SAKIT JIWA
“Pak Dokter, Pak Dokter, rerencangan sakamar
abdi beuki maceuh wae,” ceuk salah saurang
pasen rumah sakit jiwa ka dokter jaga.
“Beuki maceuh kumaha kitu, Jang?” dokter nanya.
Geus maju ka cageur tangtuna oge anu ieu mah,
da geuning make bisa laporan sagala.
“Manehna teh naek kana meja bari gogorowokan,
Aing teh lampu anu nyaangan ieu kamar. Kitu
weh teras meni gandeng.”
“Buru-buru atuh ku Ujang titah turun!” ceuk
dokter.
“Har, atuh meureun engke jadi poek di kamar
teh!” ceuk anu mawa laporan.
MAEHAN LALEUR
Dua pasen rumah sakit jiwa keur ngawangkong.
Pasen A : “Kuring mah geus maehan laleur ku
tumbak!”
Pasen B : “Paeh?”
Pasen A : “Henteu ari paeh mah, ngan sukuna
pateuh sabeulah.”
TUKANG CELEP DIGANTUNG
Jaman baheula ieu mah, jeung teuing di nagara
mana kajadianana oge. Aya garong rek
ngabongkar imah. Bet ninggang di naas,
manehna katinggang kusen jandela, tepi ka
maotna. Ahli warisna mengadu ka hakim, sabab
ngarasa di rugikeun ku anu boga imah anu rek di
garong tea.
Hakim buru-buru manggil anu boga imah.
“Ku naon silaing masangkeun kusen teh mani
lelewodeh? Tuh tenjo akibatna, garong anu rek
asup ka imah maneh tepi ka paeh!”
“Tong ngalepatkeun abdi, Juragan Hakim. Pan
miwarangan tukang kayu abdi masangkeun
kusen teh,” ceuk nu boga imah.
“Teang tukang kayuna!”
Tukang kayu geus ngajagrag hareupeun hakim.
“Kunaon silaing masangkeun kusen teh mani
lelewodeh?”
“Rumaos lepat abdi teh, juragan hakim. Harita
abdi kagoda ku hiji istri anu nganggo acuk hejo,
anu ngalangkung ka payuneun pisan, waktos
nuju masangkeun kusen tea,” tembal tukang
kayu.
“Teang awewe anu make baju hejo!”
Awewe anu dimaksud geus aya dihareupeun
hakim.
“Ku naon maneh make baju hejo, tepi ka tukang
kayu jadi kaganggu?”
“Anu lepat mah sanes abdi, Juragan Hakim, tapi
tukang celep,” tembal si awewe.
“Naha bet nyalahkeun tukang celep?”
“Apan abdi hoyong nyelep eta acuk teh ku warna
koneng, tapi naha tukang celep bet
nyanyahoanan, jadi warna hejo,” tembalna deui.
“Teang tukang celepna!”
Teu hese. Poe eta keneh tukang celep geus
dijagragkeun.
“Ku naon silaing bet nyelep ku warna hejo, apan
pamenta anu bogana oge hayang ku warna
koneng?”
Tukang celep ngabigeu. Manehna teu bisa
ngasongkeun alesan.
“Hayo jawab! Naha bet ku warna hejo?” hakim
morongos.
Ngabigeu keneh wae.
Trok,trok! Hakim ngetrokkeun palu. “Hutang
uyah, bayar uyah. Hutang nyawa, bayar nyawa.
Logojo, bawa ieu tukang celep ka tihang
gantungan!”
Gancangna carita, tukang celep dibawa kaluar ku
logojo, rek digantung tepi ka paeh. Sanggeus
rada lila, logojo nguruyung deui, nyampeurkeun
hakim.
“Juragan Hakim, teu tiasa di gantung tukang celep
teh.”
“Naha?” hakim nanya bari nyureng.
“Jalmina jangkung teuing,” tembal logojo.
Hakim kacida ambekna. Pok nyarita, “Ari silaing,
naha bet bodo-bodo teuing! Teangan tukang
celep anu pendek!”
Sumber: BEREGEJED (Kumpulan Guguyon Sunda)
Dikempelkeun Ku: Taufik Faturohman
Penerbit: Cv Geger Sunten Bandung

bobodoran sunda bag.4

HUMOR MAKE NOMER
Aya hiji kulawarga anu kacida resepna kana
humor. Koleksi humorna geus kacida lobana,
jeung deuih sarerea arapal kana eusina. Ngarah
teu barabe, kabeh humor anu aya dina koleksina
teh make nomer. Cukup ku nyebutkeun nomerna
wungkul, pasti sarerea bakal seuri.
Bapana, “Nomer 63.”
Ger sarerea seuri, da geus appal, kumaha eusina
eta humor.
Indungna, “Ibu mah bade nomer 18, da.”
Calakatak deui sareuri tepi ka eak-eakan.
Minantuna, “Kumaha upami nomer 35?”
Barakatak meni tepi ka rareumbay cimata.
Ngan incuna anu teu ngartieun teh, bubuhan can
sakola.
Manehna ngan puluhak-polohok wae gawe na
teh. Tapi teu burung ari milu nyarita mah,
“Nomer 14.”
“Naon?” bapana nyereng.
“Nomer 14,” walon eta budak.
Ngan cepret wae disintreuk ceulina, tepi ka eta
budak teh ceurik.
Sihoreng, humor nomer 14 teh humor cawokah
kacida.
DONGENG PROFESOR
Aya profesor duaan keur ngalobrol di peron.
Bubuhan jeung anu saprofesi, uplek pisan
ngobrol na teh, tepi ka teu kanyahoan kareta api
tereh indit.
“Itu, kareta geus maju!” ceuk anu saurang.
Deregdeg lalumpatan, ngudag kareta anu geus
maju lalaunan. Anu saurang bisaeun keneh naek,
tapi anu saurang deui tinggaleun, da kurang kesit
luncatna kana bordes.
Demi anu tinggaleun tea, gawena teh ngan
ngahuleng wae, bangun kacida bingungna.
Gancang wae disampeurkeun ku pagawe
setatsion.
“Teu kedah bingung teuing, Bapa, pan sajam deui
oge bakal aya kareta anu mios ti dieu, kalawan
tujuanana sami sareng kareta anu nembe,” ceuk
pagawe setatsion.
“Anu dipake bingung ku Bapa mah eta, da Bapa
anu rek nyabana. Sedeng babaturan Bapa mah
ukur nganteur ka setatsion,” tembalna.
SUPADOS YAKIN
Salahsaurang peserta ujian gawena ngan
milangan kancing. Ku pengawas ditanya.
Pengawas : “Keur naon maneh make milangan
kancing?”
Peserta : “Sesah Pa jawabanana! Ari milangan
kancing mah rada gampil ngeusianana.”
Leos wae eta pengawas nguriling, ngawaskeun
nu sejenna.
Kira-kira lima welas menit deui kana waktuna
beak, eta pengawas teh ngadeukeutan peserta
anu tadi tea lantaran katenjo keur ngadekul keneh
milangan kancing.
Pengawas : “Geus rengse?”
Peserta : “Parantos, Pa!”
Pengawas : “Geuning eta milangan kancing
keneh?”
Peserta : “Apan nuju ngoreksi.”
TELEPON
Waktu prajurit piket keur nyieun laporan, kring
telepon gigireunana disada. Ku prajurit geuwat
diangkat.
“Hallow…!” Ceuk prajurit.
“Piket ieu teh?” ceuk sora dina telepon.
“Sumuhun, dupi ieu sareng saha?”
“Panglima!”
Prajurit geuwat nangtung, ajeg bari ngangkat
leungeun sabeulah, ngahormat telepon.

bobodoran sunda bag.3

MEULI KORAN
“Cing pangmeulikeun Koran Harian Tarompet ka
parapatan!” ceuk pa duduh ka jongosna. “Tawar
wae ku maneh hargana mah, biasana sarebu
perak oge dibikeun ari geus beurang kieu mah.
Tapi bisi keukeuh kudu sarebu tujuh ratus mah
beuli wae. Tah, ieu duitna dua rebu.”
Teu kungsi lila jongosna geus norojol, terus
masrahkeun Koran ka pa Duduh. Pokna,
“Dipasihkeun ditawis sarebu teh, Gan. Anu mawi
abdi tiasa meser dua.”
MIHAPE KUDA
Kusir: “Jang, mihape kuda sakeudeung. Emang
rek ka cai heula.”
Budak: “Ah alim, sieun nyongot.”
Kusir: “Moal, da ieu mah kudana oge bageur.”
Budak: “Sieun nyepak atuh.”
Kusir: “Tara deuih. Kuda bageur.”
Budak: “Moal ah, sieun kabur.”
Kusir: “Ih, Si Ujang mah. Moal kabur, moal. Ceuk
Emang oge, kuda bageur.”
Budak: “Ari kitu mah, naha atuh miwarang di
tungguan ku abdi?”
JURKAM PIDATO
Ngarana oge kampanye, pidato teh kudu bari
sumanget. Kawas harita wae, waktu Bapa Jurkam
keur daria naker pidato bari pepeta.
“Urang wajib ngarojong pangwangunan. Hasil
pangwangunan ku urang geus karasa. Jalan
leucir, listrik parat ka padesaan, kitu deui pabrik
dug-deg di mamana; kayaning pabrik mobil,
pabrik sapatu, pabrik keretas, jeung pabrik tektil…”
“Pak, kirang es,” ceuk asistenna, ngaharewos.
Maksudna, lain tektil tapi tekstil.
“Oh enya,” ceuk Bapa Jurkam, “jeung pabrik es
deuih!”
DILOKIR
Mang Duleh, di lembur kuring mah moal aya
duana. Kawentar tukang catur. “Tiada hari tanpa
catur”. Kitu motto hirupna oge.
Hiji sore, manehna lalajo mengbal, ngabobotohan
kasawelasan ti desa. Geblus gawang kasawelasan
anu di bobotohanana kaasupan bal. Hiji enol!
Deregdeg wae Mang Duleh nyampeurkeun
palatih, terus nyarita, “Salah atuh da Pa Pelatih,
kuduna kiper teh dilokir jeung bek!”
MAYAR HASEUP SATE
Lantaran lapar, bus wae Asep Dodoy asup ka
jongko tukang sate.
“Pang meuleumkeun sapuluh!” pokna bari gek
diuk.
Sabot sate di beuleum, haseupna mani meleber,
kaambeu seungit. Ngadadak rasa lapar leungit.
“Mang moal tulus meuli satena oge, da geuning
ku ngambeu seungitna oge geus seubeuh,” pok
na bari rek ngaleos.
“Ih, ke heula. Bayar heula atuh,” ceuk tukang sate.
“Naha? Pan teu tulus daharna oge!”
“Enya, pan seungitna geus ka seuseup. Jadi
angger we kudu mayar.”
“Heug atuh,” omong Asep Dodoy bari ngodok
saku. Manehna nyokot duit kencring sababaraha
siki, terus diburulukeun kana piring kosong. Atuh
puguh wae sorana teh meni gandeng. “Tah,
dibayar ku sorana!” ceuk manehna bari
ngasupkeun deui duit kana jero sakuna.
SI ONA KAGARONGAN
Si Ona lapor ka pulisi, dumeh peuting tadi tokona
aya anu ngabongkar. Eusina kabeh dikerid ku
garong anu cenah, jumlahna lobaan.
“Si Engkoh ditaliang, Si Otong diwologod,” pak na
bari pepeta. Maksud na mah, salakina ditalian,
sarta anakna di borogod ku garong.
“Ari Ona dikumahakeun ?” pulisi nanya.
Si Ona kalah Ngabigeu bari alumna-alimen.
“Ona dikumahakeun ku garong teh?” pulisi nu
sejen milu nanya.
“Si Engkoh ditaliang, Si Otong di wologod…”
“Enya, eta mah pan Si Engkoh jeung Si Otong.
Ieu mah Ona, dikumahakeun?”
“Ah, embung, ela…,” tembalna.
IMAH TEU MAKE DAPUR
A: “Gaji teh najan terus undak, tapi keukeuh wae
teu pimahieun.”
B: “Naha ?”
A: “Kana resiko dapur gegedena teh.”
B: “Ruag geura dapurna. Yakin, moal aya resiko
dapur.”
DI ROHANGAN PAMERAN LUKISAN
Di rohangan pameran lukisan, aya hiji pejabat
keur ngilikan lukisan anu dipajang. Teuing ku loba
tatanya bari cegikan lukisan.
“Lukisan naon ieu teh, mani teu pararuguh kieu?”
“Lukisan abstrak,” tembal panitia.
“Ari ieu naon, gambar jelema teh siga bola
pakusut?”
“Lukisan aliran ekspresionisme ata mah bu…”
DIAMPUTASI SUKU
Dokter: “Aya dua wartos anu bade didugikeun ka
Bapa. Anu kahiji wartos pikabungaheun, anu hiji
deui wartos pikasediheun. Bapa bade
ngupingkeun anu mana heula?”
Pasen: “Abdi mah hoyong ngupingkeun anu
pikasediheun heula, Dok.”
Dokter: “Sampean Bapa kedah diamputasi.
Maksadna, kedah dipotong duanana semet tuur.”
Pasen: “Ya Alloh! teu tiasa ku tarekah sanes anu
langkung ringan?”
Dokter: “Teu tiasa.”
Pasen: “Dupi wartos pikabungaheunnana
kumaha, Dok?”
Dokter: “Sapatu kagungan Bapa bade dipeser ku
pembantu sim kuring.”
NGAJURUNGKUNUNG
Nini: “Kunung…!!!”
Kunung: “Kaaah…!! Bade naon, nini?”
Nini: “Cing panganteurkeun bako ka Jang
Punduh!”
Teu lila si Aki datang ti sawah…
Aki: “Nini ngajurungkeun saha nganterkeun bako
ka Jang Punduh teh?”
Nini: “Eta aki, ngajurungkunung!”
LIEUR
Petot: “Nanahaon ari maneh, nyebor tangkal
asem ku cai gula?”
Mehong: “Buah asemna ambeh amis.”
Petot: “Sugan lieur. Bobokeun geura ambeh
cageur.”
Mehong: “Maneh mah sirik, urang rek meunang
gelar doctor causa teh!”
Sumber: BEREGEJED (Kumpulan Guguyon Sunda)
Dikempelkeun Ku: Taufik Faturohman
Penerbit: Cv Geger Sunten Bandung

bobodoran sunda bag.2

ORAY NGAHAKAN LINGGIS
A: “Oray naon anu teu bisaun ngaleor ?”
B: “Oray paeh.”
A: “Pasti oray paeh mah moal bisaeun ngaleor.”
B: “Ari geus oray naon ?”
A: “Oray nu tas ngahakan linggis.”
GELO
Sabada dibejaan aya pasen rumah sakit jiwa nu
kabur. Satpam geuwat indit neangan. Jog
manehna ka hiji imah nu teu jauh ti eta rumah
sakit. Satpam nanya ka hiji lalaki.
“Pa, tadi aya nu ngalangkung ka dieu?”
“Kumaha jalmina?”
“Awakna pendek, begang, beurat na kira-kira 200
kg!”
“Har? Piraku jalmi begang tepi ka 200 kg?”
“Hih ari Bapa. Kapan jalma gelo manehna teh!”
NGAJAWAB SOAL UJIAN
Dina soal ujian anu mangrupa esey, aya pituduh
kieu: Pigawe tujuh, tina sapuluh soal anu kuhidep
dianggap pangbabarina.
Gudrud wae ku maneh na mah dipigawe sapuluh
soalannana, terus dihandap make implik-implik
kieu: Mangga we pilih tujuh, tina sapuluh jawaban
anu pang merenahna.
SAUR MANUK
Guru: “Sudut A gedena salapan puluh dera…?”
Murid: “Jaaaaaaaat!”
Guru: “Sudut B gedena salapan puluh dera…?”
Murid: “Jaaaaaaaat!”
Guru: “Jadi lamun di jumlahkeun sudut A jeung
sudut B?”
Murid: “Jaaaaaaaat!”
KONDEKTUR
Kondektur ka hot mang Obing teh. Geus aya dua
puluh taunna, cenah, digawena dina beus. Bab
ongkos, ti mana jeung kamana, ku manehna
geus katalar pisan.
Hiji poe, Mang Obing keur ngadaweung
dihareupeun imahna, da kabeneran keur teu jalan,
mobil cekelanana turun mesin. Lar aya anu
ngaliwat.
“Rek ka mana?” Mang Obing nanya.
“Ka Kadungora,” tembal anu ngaliwat.
Tret nulis angka. Song dibikeun, bari pokna,
“Tujuh ratus, disaruakeun jeung ongkos ka
Garut.”
“Ari Emang, naon ieu teh?”
“Aeh heueuh, rarasaan teh keur dina beus,”
tembal Mang Obing bari ngelemes.

bobodoran sunda bag.1

SALAH SANGKA
Kareta Api barang nyemprung ti wetan ka
kulonkeun. Kabeneran disisi rel nu deukeut ka
station aya tukang lotek keur ngebut-ngebut elap
beureum na sabab dagangannana geus beak kari
samarana wungkul. Ningali di hareup aya nu
ngebut-ngebut lamak beureum, masinis ngerem
kareta api da disangkana aya bahaya. Terus nolol
tina kaca jandela bari nanya ka tukang lotek:
“Aya naon, Bi?”
“Teu aya nanaon, mung kantun samarana
wungkul!”
SALAH NGADAHAR UBAR
Aya hiji dokter asli orang Jawa, dines na teh di
tanah sunda.
Puguh weh saban poe pasien nu datang oge
lolobana urang Sunda, kapaksa we kudu bisa
basa sunda, maklum di kampung. Hiji waktu aya
pasien nu keur diubar.
Pasien: “Kumaha aturan dahar na ieu ubar teh
dok?”
Dokter: “Tah ieu, anjing-anjing siji, beurit siji,
sesana jeger isuk na.”
Atuh puguh weh eta pasien teh bener-bener jeger
isuk na da salah ngadahar ubar.
SALAH NYAMBAT
Geus jadi kabiasaan, lantaran hayang dialungan
duit, sinden teh sok nyambat pajabat. Aya
saurang sinden nyambat Danramil, tapi salah
motong lagu. Pokna teh: “Indone mah Bapa
Danramil, sia merdeka!”
ANU LAPOR KABANGSATAN
Mang Sukria kabangsatan. Harta banda na loba
anu dikerid. Manehna buru-buru lapor ka Lurah.
“Pak Bangsat, Pak Bangsat, abdi kalurahan.
Ngalangkung kana radio jandelana dijingjing. Eta
deuih, semur jengkol kosong ari tetenongna
didalahar. Barang dipilari ka pipir, tambang
leungit, ari dombana nyampay!”
BEO PINTER
Tukang beo: Mangga bilih bade digaleuh. Ieu mah
tos capetang nyaritana. Upami kubapa dibetot
suku kencana, ieu beo bakal nyarita, “Wilujeng
enjing, Pa!”
Upami kubapa dibetot suku katuhuna, nyaritana
beda deui, “Wilujeng sonten, Pa!”
Mangga saha anu bade ngagaleuh!
Nu rek Meuli: Upami sukuna di betot duanana,
kumaha?
Beo anu ti tatadi ngadengekeun ujug-ujug pok
nyarita: Atuh rag-rag uingna, goblog!
Sundanet.com

Sabtu, 02 Juli 2011

papatah aki

Euis Dohoy jeung Asep Jebrag geus lima taun
bobogohan, unggal ulin ka imah akina dua duana
sok dibere wejangan. Dasar ceuli si Asep mah
lower asup tikatuhu kaluar ti ceuli kenca, kitu deui
papatah akina euweuh tapak tapakna acan. Hiji
mangsa kacaritakeun Euis Dohoy jeung Asep
Jebrag keur diuk paduduaan dina samak salambar
bari lalajo sing suruwukna cai laut pantai
Pananjung wanci balebat.
Ragamang leungeun si Asep mimiti nyaliara, tep
eunteup dina palebah bitis Euis Dohoy anu keur
emok cabok, terus ngarayap deui sajengkal
tidinya, reg eureun deui. Euis Dohoy ngadilak.
Karayap deui dua jengkal deui. Reg eureun deui.
Euis Dohoy ngadilak deui bari pok ngomong
semu haroshos.
"A..Asep sing emut piwuruk si aki nu kahiji !"
"Aduh punten..sakali deui punten !" ceuk Asep
Jebrag bari ngejatkeun leungeunna.
"Teu sawios A...! Euis Dohoy nembalan semu
handeueul.
Isukna Asep Jebrag papanggih jeung si aki
panasaran pok nanya.
"Ki ari piwuruk aki nu kahiji teh naon, abdi mah
hilap deui ?"
"Dasar maneh mah lower, yeuh dengekeun
geura, piwuruk kahiji teh 'Mun Migawe Nanaon
Ulah Sapotong Sapotong Tur Ulah Dirandeg
Randeg, Teruskeun Nepikeun ka Jucung !'"
ketawa.com

maling hayam jeung panganten

Awal carita mangsa peuting keur sepi jempling,
aya maling keur ulak ilik ka katuhu jeung kenca,
ngaler ngidul jeung ngulon, tuluy keteyep
ngadekeutan ka hiji imah panggung, maklum
dikampung mah masih keneh loba imah
panggung, jeung biasana kolong imah teh sok
dijieun kadang hayam, kandang entog, kandang
kelenci, pokona mah kolong imah teh sok dijieun
kandang ingonan anu manfaat keur kulawargana,
multi level meureun nya ayeuna mah istilahna
teh.
Tah simaling teh caritana rek maling hayam,
rerencepan muka panto kandang bari jeung
dugdag-degdeg da sieun kadengeeun kunu boga
imah, barang keur muka panto kandang
ngadenge aya sora awewe "kang....tos
dibuka......", simaling ngagerendeng na hatena
"duh! nyahoeun aing muka panto", simaling
jempe sakeudeung, teu kungsi lila tuluy moncor
sirahna ka kandang, ti imah kadenge deui sora
awewe "duh kang tos lebet nya !!!" sorana rada
tarik, simaling ngorejat bari kukulutus dina hatena
"haram jadah! nyahoeun aing rek maling
hayam !", padahal nu dijero imah mah teu
nyahoeun nanaon da puguh keur sosonoan,
maklum masih pangantenan.
Isukna simaling jualan bonteng di pasar,
kabeneran sipanganten oge indit kapasar, pas
liwat ka tukang bonteng awewena nyarita ka
salakina bari ngadilak ka tukang bonteng, pokna
teh "kang siga nu wengi nya!". maksudna kana
bonteng, tapi Tukang bonteng ngageubeug
hatena, rey...... beungeutna ngadadak beureum,
tuluy hudang tina diukna, beretek lumpat
tipoporose sieun ditewak, hatena baceo "duh
bener-bener nyahoeun ka aing". padahal si
awewe mah ngomong kitu teh kanu boga
salakina.

nu lolong jeung nu gempor

Kacaritakeun aya hiji sobat ti bubudak nepi ka
gede teu bisa pisah, nu hiji lolong nu hiji deui
gempor, mun indit inditan pasti duanana arindit
da puguh nu lolong bagian ngagandong anu
gempor bagian panunjuk jalan.
Hiji mangsa harita liwat jambatan walungan;
Lolong : "Sora aya anu mandi nya ?", pokna anu
lolong.
Gempor: "Heueuh !, cik rek nanya eta nu mandi
teh awewe atawa lalaki ?"
Lolong : "Nya pasti awewe lah !"
Gempor: "Ah siah lolong-lolong ge nyaho ka
awewe mah !,Naha maneh bet nyaho eta awewe,
memang tandana naon ?"
Lolong : "Ah siamah dasar bego!, oneng! bin
tolol!, pan eta tandana mah bobogaan maneh
ngaganjel dina tonggong aing!".
Gempor: "Aeh Heueuh nya ! dasar ! teu kaop
ninggali anu?"
dicatut ti ketawa.com

teu make BH

Basa dina pelajaran Bahasa Indonesia disalah
sahiji SMP di Bandung, Pak Guru ngalatih hiji-hiji
muridna sina kahareup.
Pak Guru : "Mimin tulis kahareup ...
BHAYANGKARA...."
Mimin nu rada tunduh langsung kahareup bari
nulis ku kapur dina bor .... BAYANGKARA
Pak Guru : "Geuning teu pake BH Min ... ?
(maksudna BHayangkara)
Mimin : "Bet ngangge Pak Guru...." bari
ngarabaan susuna, puguh we murid-murid
jeung Pak Guru teh teu karuat nahan kaseuri.
Dicatut ti ketawa.com

halu

Geus jadi kabiasaan Jang Ahmad, sobat salakina,
unggal wancina dahar beurang sok datang ka
imah Nyi Ipah ngadon milu dahar.
Keur jaman kiwari nu sagala serba mahal mah
puguh we sagala teh kudu dirit-irit, kukituna
kadatangan Jang Ahmad teh malah jadi
nambahan beban kaluarga Nyi Ipah.
Dina hiji beurang kurunyung Jang Ahmad datang
ka imah Nyi Ipah.
Jang Ahmad :"Kumaha Nyi wartosna....
damang ?" ceuk Jang Ahmad bari basa-basi
Nyi Ipah :"Sae kang..." bari rada bendu
Jang Ahmad :"Pami Kang Dadangna pangesto ?
nuju kamana...?"
Nyi Ipah :"Nuju di kebon, nyaeta ayeuna mah
Kang Dadang teh rada kaganggu emutanana
ayeuna teh.....". Nyi Ipah ngabohong bari
masang taktik.
Jang Ahmad :"Na kunaon kitu ...?" bari semu
heran
Nyi Ipah :"Nya duka kumaha Kang, ayeuna mah
unggal aya tamu Kang Dadabg teh sok neunggeul
tamuna ku halu..."
Ngadenge kalakuan sobatna jadi owah, Jang
Ahmad langsung pamitan....teu lila datang Jang
Dadang, salaki Nyi Ipah.
Jang Dadang :"Aya saha tamu bieu teh Nyi ?"
Nyi Ipah :" Eta..... Kang Ahmad rek nambut halu
ngan ku abdi teu dipasihkeun..." bari ngabohong
Jang Dadang :"Naaa atuh halu-halu
wae........kadieukeun urang susulkeun..."
tuluy Jang Dadang nyusul Jang Ahmad bari
mamawa halu. Teu lila Jang Ahmad geus mimiti
kaciri tereh kasusul.
Atuh Jang Dadang gogorowokan ngageroan Jang
Ahmad bari ngacungkeun halu. Puguh we Jang
Ahmad beuki tarik lumpatna pedah nempo Jang
Dadang ngudag-ngudag bari ngacungkeun halu.
Dicatut ti ketawa.com

nuntut elmu

Hiji poe Bu Mirna guru SD kelas lima keur
nerangkeun hal kawajiban nuntut elmu.
Sanggeus nerangkeun tuluy Bu Mirna nanya ka
barudak kelas lima.
Bu Mirna, "Barudak, ari nuntut elmu teh
kawajiban saha? Naha kawajiban Ibu atawa
maneh?"
Barudak, "Maneeehh......!" Ceuk barudak saur
manuk.
Bu Mirna baeud.
Dicatut ti ketawa.com

maung jeung uncal

Hiji poe leuweung nu sakitu legana kaduruk nepi
ka cai ge garing bakating ku panasna seuneu.
sasatoan kabeh mencar kalabur kaluar, teu nyesa
hiji hijieun acan.
Sanggeus kahuruan tinggal haseupna tina jeuro
guha kaluar indung jeung anak maung.
"Ma..aden lapar" anak maung ka indungna
"Nya ke urang..." can ge beres nyarita, ti
tukangeun kaluar oge uncal ti jeuro guha,
singhoreng uncal jalu nu ngilu nyumput.
"Ma itu uncal..udag ma aden hayang daging
uncal" anak maung rada ngagareuwahkeun
indungna anu reuwaseun.
Indung maung teu talangke langsung luncat
ngudag eta uncal.
Uncal anu leuwih leutik leuwih lincah tibatan
maung, ngan satarik tarikna ge sato nu geus
nahan lapar jeung hawa panas duanana beuki
laun, ngan sakadang uncal gancang manggih
jalan manehna lulumpatan ngaliwatan tangkal kai
nu rekep, maung bati ku nafsu teu bisa newak
bae beunang kadeoh, manehna muru uncal
ngan..awak maung tungtungna nyelap na sela
tangkal.
Kanyahoan maung teu bisa ojah, uncal nguriling
balik deui. abong jalu sanajan uncal boga pikiran
cabul.
"Ah..bae sagalakna maung, da ti tukang mah
angger we maung bikang" uncal ngomong
sorangan. geus kitumah maung teh diopi ku
uncal. geus beres uncal terus lumpat deui bari
heheotan..(aya kituh uncal nga heot).
Geus bisa leupas maung balik deui ka anakna.
"Ma...ma..kumaha SI UNCAL teh beunang...mana
ma..aden lapar.."
Indung maung kadon jamutrut ka anakna "
eh...ari maneh tong susa sisi PAPIH kituh!!!" bari
ngaleos.

Jumat, 01 Juli 2011

budak angkot

Dina hiji poe, aya ibu-ibu numpak angkot bari
ngangais budak. tapi tisabareng naek angkot, eta
budak teh teu eureun ceurik wae,
tayohnamah eta budak teh hayangeun nyusu tapi
indungna eraeun da puguh angkot teh pinuh,
tuluy wae ku indungna di beberah sina repeh, tapi
eta budak kalah beuki tarik ceurikna teh.nya
akhirna mah indungna ngelehan era era oge
susuna dikaluarkeun tuluy di asongkeun
kabudakna bari tuluy dirungkupan ku samping.
teu kosi lila eta budak kaluar nolol tina samping
bari pok ngomong ka penumpang sejena
"ngalaleueut a ......"
dicatut ti ketawa.com